Mendikdasmen Luncurkan Program Anak Hebat dan Pagi Ceria
06/01/2025 : 16.00 WIB
Semarang, 6 Januari 2025 - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, meluncurkan dua kebijakan baru yang bertujuan membentuk karakter dan kepribadian pelajar Indonesia sejak usia sekolah. Bertempat di SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah, peluncuran kebijakan bertajuk "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" dan "Pagi Ceria" disambut antusias oleh para siswa, tenaga pendidik, serta perwakilan pemerintah daerah setempat. Suasana sekolah tampak semarak dengan kehadiran ratusan siswa yang mengikuti rangkaian kegiatan sejak pagi, mulai dari penampilan seni budaya hingga sesi dialog bersama Menteri. Peluncuran ini menandai komitmen pemerintah dalam memperkuat fondasi pendidikan karakter di sekolah, yang selama ini dinilai perlu penekanan lebih besar di tengah kemajuan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi informasi.
Dalam pidatonya, Abdul Mu’ti menekankan bahwa dunia pendidikan tidak hanya dituntut menghasilkan siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki ketangguhan mental, integritas, dan kepekaan sosial. Ia menyoroti pentingnya membangun manusia Indonesia yang tidak hanya pandai berpikir, tetapi juga memiliki budi pekerti yang luhur. Menurutnya, tantangan utama pendidikan saat ini adalah menjaga keseimbangan antara penguasaan ilmu pengetahuan dan pembentukan kepribadian. Melalui kebijakan baru ini, pemerintah berupaya menghadirkan pendekatan yang lebih menyeluruh dan aplikatif agar nilai-nilai moral tidak hanya diajarkan secara teoritis, melainkan dipraktikkan langsung dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah.
Program "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" merupakan rangkaian nilai-nilai karakter positif yang dikemas dalam bentuk kebiasaan sederhana namun bermakna, yang ditanamkan secara konsisten kepada siswa. Ketujuh kebiasaan tersebut mencakup kedisiplinan dalam waktu dan tanggung jawab, rasa ingin tahu yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan, empati terhadap sesama, kerja sama dalam tim, semangat belajar yang gigih, serta sikap hormat kepada guru dan orang tua. Melalui pembiasaan harian ini, siswa diharapkan dapat membentuk karakter yang kuat dan menjadi pribadi yang tangguh serta bermanfaat bagi masyarakat. Program ini juga melibatkan guru sebagai teladan dan fasilitator dalam menumbuhkan budaya sekolah yang positif.
Sementara itu, program "Pagi Ceria" menjadi inovasi harian yang dijalankan setiap pagi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Dalam program ini, siswa diajak untuk memulai hari dengan aktivitas menyenangkan seperti senam pagi bersama, menyanyikan lagu nasional, membaca doa atau refleksi harian, serta mendengarkan pesan-pesan motivasi dari guru atau tokoh inspiratif. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan suasana hati yang positif, menumbuhkan semangat kebangsaan, serta memperkuat keterikatan emosional antara siswa dan sekolah. Dengan diawali pagi yang ceria dan penuh makna, proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih efektif karena siswa datang dalam kondisi fisik dan mental yang siap.
Kedua kebijakan ini rencananya akan diterapkan secara bertahap di sejumlah sekolah percontohan di berbagai provinsi di Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan melakukan evaluasi berkala terhadap implementasi program untuk memastikan efektivitasnya dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta konteks lokal masing-masing sekolah. Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada sekolah, tetapi juga membutuhkan peran aktif dari orang tua, masyarakat, dan seluruh ekosistem pendidikan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya karakter positif anak-anak.
Dengan peluncuran "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" dan "Pagi Ceria", pemerintah berharap lahirnya generasi muda Indonesia yang tidak hanya unggul dalam prestasi, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang kuat. Program ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat pendidikan karakter sebagai fondasi utama pembangunan bangsa. Diharapkan, dalam beberapa tahun ke depan, budaya sekolah di seluruh Indonesia dapat menjadi lebih humanis, menyenangkan, dan berorientasi pada pembentukan pribadi yang seimbang antara pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian mulia.
Irawati Meitia berkontribusi dalam penulisan artikel ini.