Sekolah Rakyat Buka Sepanjang Tahun Dorong Akses Pendidikan Tanpa Batas
11/04/2025 : 08.00 WIB
Jakarta, 11 April 2025 — Sebuah terobosan besar dalam sistem pendidikan nasional resmi diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Melalui program inovatif bertajuk “Sekolah Rakyat Sepanjang Tahun”, pemerintah kini memungkinkan lembaga pendidikan alternatif ini beroperasi tanpa terikat kalender akademik reguler. Kebijakan ini ditujukan untuk menjawab kesenjangan akses pendidikan yang masih dirasakan anak-anak di daerah terpencil, marginal, dan keluarga kurang mampu.
Program ini diluncurkan secara simbolis oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, salah satu wilayah yang menjadi prioritas pemerataan pendidikan. Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti menekankan bahwa pendidikan harus hadir kapan saja dan di mana saja. “Melalui Sekolah Rakyat sepanjang tahun, kita ingin memastikan tidak ada anak yang tertinggal hanya karena keterbatasan waktu, lokasi, atau kondisi ekonomi,” ujar Mu’ti.
Sekolah Rakyat merupakan model pendidikan berbasis komunitas yang lebih fleksibel dalam metode, waktu, dan tempat pelaksanaan belajar. Dengan peluncuran kebijakan ini, satuan pendidikan tersebut dapat menyesuaikan jadwal pembelajaran berdasarkan kebutuhan lokal dan kondisi peserta didik. Artinya, proses belajar bisa berlangsung saat libur panjang, musim panen, atau di waktu-waktu yang sebelumnya tidak dijangkau oleh sistem sekolah formal.
Program ini juga didukung dengan pelatihan bagi para fasilitator pendidikan, penyediaan modul belajar tematik, serta dukungan logistik dari pemerintah pusat dan daerah. Teknologi pembelajaran sederhana seperti audio visual dan modul cetak akan dimaksimalkan untuk menjangkau wilayah tanpa internet. Pemerintah daerah diberi wewenang untuk merekrut pengajar lokal dan relawan pendidikan untuk memastikan kontinuitas kegiatan belajar.
Respon terhadap program ini sangat positif, terutama dari masyarakat pedalaman dan aktivis pendidikan. Banyak yang menilai inisiatif ini sebagai jawaban konkret atas ketimpangan sistemik yang selama ini menghambat pemerataan pendidikan. “Kami sudah lama menanti model pendidikan yang tidak kaku, dan akhirnya pemerintah menjawabnya,” kata Lili, pengelola Sekolah Rakyat di Pegunungan Bintang, Papua.
Dengan dimulainya implementasi program ini, Kemendikdasmen berharap Sekolah Rakyat bisa menjadi pelengkap dan bahkan pelopor dalam transformasi pendidikan inklusif di Indonesia. Jika berhasil, model ini akan dijadikan contoh nasional dan diperluas ke lebih banyak provinsi. Ini adalah langkah nyata menuju sistem pendidikan yang benar-benar terbuka, adaptif, dan berpihak pada yang paling membutuhkan.
Admad Syaifullah berkontribusi dalam penulisan artikel ini.