Sekolah Rakyat untuk Siswa Kurang Mampu di Jawa Tengah
30/05/2025 : 18.30 WIB
Semarang, 30 Mei 2025 — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tengah mempersiapkan pembukaan lembaga pendidikan gratis bernama Sekolah Rakyat yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Program ini direncanakan akan mulai menerima siswa pada bulan Juli 2025. Gubernur Ahmad Luthfi menyampaikan bahwa saat ini proses pengajuan lahan dari pemerintah kabupaten dan kota masih dalam tahap verifikasi. Pernyataan ini ia sampaikan saat mendampingi Menteri Sosial Syaifullah Yusuf dalam kunjungan ke Kabupaten Wonosobo pada Minggu, 1 Mei 2025.
Luthfi menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah mulai menyiapkan fasilitas pendidikan ini sebagai bagian dari program nasional. Berdasarkan data dari Kementerian Sosial, direncanakan pembangunan 100 lokasi Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia tahun ini. Dari jumlah tersebut, 63 lokasi sudah menyelesaikan proses kontrak, dengan target penyelesaian renovasi sebelum tahun ajaran baru dimulai pada Juli 2025. Sekolah-sekolah ini diperkirakan dapat menampung lebih dari 6.000 siswa yang terbagi dalam 247 rombongan belajar.
Sementara itu, 37 lokasi lainnya masih dalam tahap survei oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Renovasi diharapkan rampung sebelum tahun ajaran dimulai. Beberapa lokasi di Jawa Tengah yang sudah siap antara lain berada di Temanggung, Solo, Banyumas, Magelang, dan Pati. Sekolah-sekolah ini ditargetkan dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini.
Menteri Sosial Syaifullah Yusuf menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan memperluas akses pendidikan sebagai langkah strategis mengatasi kemiskinan. Sasarannya adalah anak-anak dari rumah tangga miskin, terutama mereka yang berisiko tidak melanjutkan pendidikan.
Sebagai pelengkap program ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menjalankan kemitraan dengan 139 sekolah swasta, terdiri dari 56 SMA dan 83 SMK, untuk membuka sekitar 5.000 kursi tambahan bagi siswa kurang mampu melalui skema Penerimaan Murid Baru (SPMB). Langkah ini memperkuat komitmen Jateng dalam memperluas akses pendidikan inklusif, setelah sebelumnya juga mendirikan sejumlah SMK Jateng yang memprioritaskan siswa dari keluarga tidak mampu.
Admad Syaifullah berkontribusi dalam penulisan artikel ini.