Menteri Satryo Mundur, Brian Yuliarto Resmi Gantikan Posisi
19/02/2025 : 15.00 WIB
Jakarta, 19 Februari 2025 — Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Brodjonegoro, resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada 19 Februari 2025. Pengunduran dirinya diumumkan secara resmi oleh pihak Istana Negara setelah beberapa minggu terakhir namanya menjadi sorotan publik. Sumber dari internal kementerian menyebutkan bahwa tekanan publik dan desakan dari dalam tubuh kementerian sendiri menjadi faktor utama di balik keputusan mengejutkan tersebut. Presiden disebut telah menerima pengunduran diri Satryo tanpa penolakan, dan segera mengangkat penggantinya.
Sebelum pengunduran dirinya, Satryo menghadapi gelombang kritik dari para pegawai kementerian yang dipimpinnya. Ratusan pegawai melakukan aksi protes di halaman kantor kementerian, menuntut perubahan kepemimpinan. Protes tersebut dipicu oleh tindakan otoriter yang diduga dilakukan Satryo dalam mengambil keputusan penting, termasuk pemecatan sepihak terhadap seorang pegawai senior yang dikenal vokal terhadap kebijakan internal kementerian. Situasi ini memperkeruh suasana kerja dan menurunkan moral pegawai.
Tuduhan terhadap Satryo tidak berhenti pada gaya kepemimpinannya yang dinilai represif. Ia juga dikritik karena dianggap gagal menjalankan program-program strategis di sektor pendidikan tinggi dan riset nasional. Beberapa proyek pengembangan teknologi yang dijanjikan stagnan, sementara indeks inovasi pendidikan nasional menunjukkan tren menurun sejak pertengahan 2024. Hal ini membuat kepercayaan publik terhadap kementerian turut merosot.
Menanggapi kekosongan posisi strategis tersebut, Presiden secara cepat menunjuk Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang baru. Brian dikenal sebagai akademisi sekaligus birokrat berpengalaman yang sebelumnya menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi Nasional. Ia memiliki rekam jejak dalam pengembangan riset teknologi berbasis industri dan dikenal mampu menjembatani kepentingan antara dunia akademik dan pemerintah.
Pelantikan Brian disambut positif oleh berbagai kalangan, termasuk asosiasi dosen, mahasiswa, dan peneliti. Banyak yang berharap kehadiran Brian mampu membawa angin segar di kementerian yang selama ini dinilai stagnan dan penuh konflik internal. Dalam pernyataan pertamanya sebagai menteri, Brian menegaskan komitmennya untuk membenahi birokrasi internal, menghidupkan kembali semangat riset nasional, serta membangun iklim akademik yang sehat dan inklusif.
Kini, perhatian publik tertuju pada langkah-langkah awal yang akan diambil Brian Yuliarto dalam membenahi kementerian. Tantangan besar menantinya, mulai dari membangun kembali kepercayaan pegawai hingga memastikan tercapainya target-target strategis nasional di bidang pendidikan tinggi dan teknologi. Pengamat menyebut masa transisi ini sebagai momen krusial yang dapat menentukan arah masa depan riset dan inovasi di Indonesia.
Mujid Aminuddin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.