Refleksi Hari Guru Nasional dari Sudut Pandang Guru BK
26/11/2024 : 17.30 WIB
Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November bukan hanya menjadi momentum penghormatan terhadap jasa para guru mata pelajaran, tetapi juga menjadi saat penting bagi para Guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk merefleksikan peran unik mereka dalam dunia pendidikan. Di tengah fokus pendidikan yang sering kali bertumpu pada capaian akademik, guru BK hadir sebagai pilar penting dalam membentuk ketahanan mental, karakter, dan arah hidup siswa. Bagi mereka, Hari Guru adalah pengingat bahwa mendidik bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang empati, pendampingan, dan proses pemanusiaan peserta didik.
Peran guru BK sering kali tidak terlihat secara kasat mata, namun dampaknya sangat mendalam. Di ruang konseling, siswa belajar mengenali dirinya, menata emosi, dan menyusun rencana masa depan. Dalam situasi darurat, guru BK menjadi tempat berlindung siswa dari tekanan sekolah, masalah keluarga, hingga isu kesehatan mental. Di sinilah makna Hari Guru Nasional bagi guru BK menjadi sangat spesial: pengakuan atas kerja sunyi yang menuntut ketulusan, kesabaran, dan keahlian yang tak kalah penting dengan guru mata pelajaran.
Perubahan sosial dan teknologi juga membawa tantangan baru yang kompleks, mulai dari bullying digital, kecemasan akademik, hingga perundungan di media sosial. Guru BK berada di garis depan untuk menghadapi semua ini. Mereka harus terus beradaptasi, memperbarui pendekatan, dan meningkatkan kompetensi agar mampu memberikan layanan konseling yang relevan dan solutif. Hari Guru menjadi waktu refleksi untuk mengevaluasi sejauh mana mereka mampu menjawab tantangan-tantangan tersebut dan memperjuangkan kesejahteraan psikologis siswa.
Sayangnya, di banyak sekolah, keberadaan guru BK masih belum sepenuhnya dipahami dan dihargai sebagaimana mestinya. Ada yang menganggap mereka hanya menangani siswa “bermasalah” atau sekadar pelengkap administrasi. Padahal, peran guru BK sejatinya adalah katalisator perubahan perilaku dan pembangun budaya sekolah yang sehat. Momentum Hari Guru Nasional seharusnya digunakan untuk memperluas pemahaman publik dan pihak sekolah tentang pentingnya peran mereka dalam menciptakan lingkungan belajar yang utuh dan suportif.
Dalam semangat Hari Guru, para guru BK di seluruh Indonesia diharapkan semakin bangga dengan profesinya. Mereka bukan sekadar “penjaga ruang konseling”, tetapi sahabat siswa dalam perjalanan menuju kedewasaan. Menjadi guru BK berarti menjadi jembatan antara kebingungan dan kejelasan, antara ketakutan dan keberanian, antara kegagalan dan harapan. Setiap sesi konseling adalah upaya membangun kembali kepercayaan diri siswa yang mungkin sempat runtuh.
Hari Guru Nasional bagi guru BK bukan sekadar seremoni, tetapi bentuk pengakuan akan pentingnya peran mereka dalam membentuk manusia seutuhnya. Di tengah arus perubahan zaman, guru BK adalah penyeimbang: menjaga agar pendidikan tetap berpihak pada kemanusiaan. Dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan konseling dan memperjuangkan kesejahteraan mental siswa, guru BK telah menunjukkan bahwa mereka adalah guru dengan makna yang sangat dalam—baik di dalam maupun di luar kelas.
Suhas Caryono berkontribusi dalam penulisan artikel ini.