Kemdikbud: Rapor Pendidikan SMK Pusat Keunggulan Lebih Tinggi dari SMK Umum
21/03/2024 : 08.30 WIB
Jakarta, 21 Maret 2024 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menyampaikan temuan menarik terkait kualitas pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melalui data Rapor Pendidikan 2024. Dalam laporannya ppada 21 Maret 2024, terungkap bahwa nilai rapor pendidikan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) secara konsisten lebih tinggi dibandingkan dengan SMK umum. Hal ini dinilai sebagai bukti nyata bahwa program SMK PK berhasil mendorong peningkatan kualitas pendidikan vokasi yang lebih terarah, terstruktur, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja serta industri.
SMK Pusat Keunggulan merupakan program strategis pemerintah yang diluncurkan sebagai bentuk revitalisasi pendidikan vokasi di Indonesia. Melalui program ini, sekolah-sekolah kejuruan yang terpilih mendapatkan dukungan intensif, mulai dari peningkatan kompetensi guru, pengembangan kurikulum berbasis dunia kerja, hingga modernisasi fasilitas praktik. Dukungan ini bertujuan menciptakan lulusan yang siap pakai, mampu bersaing secara global, dan memiliki keterampilan teknis serta soft skills yang mumpuni. Tidak mengherankan jika rapor pendidikan mereka mencerminkan capaian pembelajaran yang lebih tinggi dibandingkan SMK non-program.
Lebih lanjut, indikator-indikator yang digunakan dalam Rapor Pendidikan mencakup berbagai aspek, seperti capaian literasi, numerasi, karakter siswa, relevansi pembelajaran dengan kebutuhan industri, serta pengelolaan satuan pendidikan. SMK PK menunjukkan performa unggul hampir di semua indikator tersebut. Misalnya, dalam hal keterlibatan industri dalam proses pembelajaran, SMK PK jauh lebih banyak menjalin kemitraan konkret dengan sektor dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Kolaborasi ini berdampak positif pada kurikulum, praktik kerja lapangan, serta peluang kerja bagi para lulusan.
Salah satu faktor penting yang mendukung peningkatan kualitas di SMK PK adalah adanya pelatihan dan pendampingan berkelanjutan untuk para guru dan kepala sekolah. Kemdikbudristek menyiapkan berbagai program peningkatan kapasitas yang terintegrasi dengan kebutuhan industri terkini, sehingga para pendidik mampu mengembangkan metode pembelajaran yang kontekstual dan berbasis proyek. Selain itu, monitoring dan evaluasi yang ketat memastikan bahwa setiap SMK PK benar-benar menjalankan transformasi secara konkret, bukan hanya pada aspek administratif, tetapi juga dalam praktik pembelajaran di kelas dan bengkel kerja.
Namun demikian, Kemdikbudristek juga mengingatkan bahwa keberhasilan SMK PK ini bukan berarti SMK umum tertinggal secara permanen. Justru, data ini menjadi cermin bagi sekolah-sekolah lain untuk belajar dan mulai mengadopsi prinsip-prinsip transformasi yang telah terbukti berhasil di SMK PK. Pemerintah juga membuka peluang bagi lebih banyak SMK untuk bergabung dalam program Pusat Keunggulan melalui skema seleksi dan peningkatan kapasitas. Dengan demikian, kesenjangan kualitas pendidikan antara SMK PK dan SMK umum dapat dikurangi secara bertahap melalui pendekatan kolaboratif dan inklusif.
Ke depan, Kemdikbudristek berharap bahwa model pengelolaan SMK PK dapat menjadi inspirasi nasional dalam pengembangan pendidikan vokasi. Rapor Pendidikan bukan sekadar angka, melainkan refleksi dari proses pembelajaran yang berkualitas dan berdampak nyata bagi peserta didik. Dengan terus memperkuat program-program vokasi berbasis keunggulan lokal dan koneksi industri, Indonesia diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya terampil, tetapi juga adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan dunia kerja masa depan.
Irawati Meitia berkontribusi dalam penulisan artikel ini.