Strategi Jitu Guru BK Membantu Siswa dengan Konsentrasi Belajar Rendah
10/09/2024 : 08.00 WIB
Kemampuan berkonsentrasi adalah salah satu kunci utama keberhasilan dalam proses belajar. Namun, dalam praktiknya, tidak semua peserta didik memiliki kemampuan konsentrasi yang baik. Banyak guru Bimbingan dan Konseling (BK) menghadapi tantangan ketika mendampingi siswa yang sulit fokus, mudah terdistraksi, dan tidak mampu mempertahankan perhatian dalam jangka waktu yang cukup lama. Dalam kondisi ini, peran guru BK menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab dan memberikan intervensi yang tepat, agar siswa dapat kembali mengikuti proses pembelajaran secara optimal.
Langkah pertama yang dilakukan guru BK adalah melakukan asesmen menyeluruh terhadap kondisi siswa. Konsentrasi rendah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Masalah psikologis seperti kecemasan, stres, gangguan tidur, maupun persoalan keluarga sering menjadi pemicu utama. Begitu juga dengan faktor biologis, seperti kebutuhan nutrisi atau gangguan neuropsikologis seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Guru BK menggunakan wawancara, observasi kelas, kuesioner, dan kerja sama dengan wali kelas atau orang tua untuk membentuk gambaran utuh mengenai latar belakang siswa.
Setelah mengidentifikasi penyebab, guru BK menyusun program layanan yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Dalam kasus konsentrasi rendah, pendekatan yang digunakan biasanya berupa konseling individual, pelatihan keterampilan belajar, serta teknik relaksasi atau mindfulness. Misalnya, siswa diajarkan teknik manajemen waktu, metode belajar bertahap (chunking), serta cara mengurangi distraksi saat belajar. Dalam beberapa kasus, guru BK juga memberikan rujukan ke psikolog atau tenaga medis profesional apabila ditemukan indikasi gangguan konsentrasi yang lebih serius dan memerlukan penanganan klinis.
Intervensi tidak hanya difokuskan pada siswa, tetapi juga melibatkan lingkungan belajar. Guru BK bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk menciptakan strategi pengajaran yang lebih inklusif dan ramah terhadap siswa dengan gangguan konsentrasi. Misalnya, dengan memberikan waktu tambahan dalam menyelesaikan tugas, meminimalkan distraksi visual di ruang kelas, atau memberi instruksi yang lebih sederhana dan berulang. Dengan menciptakan lingkungan yang suportif, siswa merasa lebih dipahami dan lebih mudah untuk fokus dalam kegiatan pembelajaran.
Keluarga juga memegang peran penting dalam mendukung proses peningkatan konsentrasi siswa. Guru BK berkomunikasi dengan orang tua untuk memberikan edukasi mengenai pola asuh yang mendukung kemampuan fokus, seperti pengaturan jadwal belajar yang konsisten di rumah, pembatasan penggunaan gawai secara berlebihan, serta memastikan anak mendapatkan tidur dan nutrisi yang cukup. Melalui pendekatan kolaboratif ini, upaya peningkatan konsentrasi menjadi lebih efektif dan berkelanjutan, karena melibatkan seluruh elemen yang mempengaruhi tumbuh kembang siswa.
Pada akhirnya, menangani siswa dengan konsentrasi rendah bukanlah perkara mudah dan tidak bisa dilakukan secara instan. Dibutuhkan kesabaran, empati, dan pendekatan yang terstruktur dari guru BK. Namun ketika dilakukan secara konsisten, hasilnya bisa sangat signifikan. Siswa yang sebelumnya tampak pasif dan mudah terdistraksi, perlahan-lahan menunjukkan peningkatan fokus, kepercayaan diri, dan motivasi belajar. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa layanan BK yang profesional dan manusiawi dapat menjadi fondasi kuat dalam membentuk siswa yang lebih siap menghadapi tantangan akademik dan kehidupan.
Suhas Caryono berkontribusi dalam penulisan artikel ini.Â